Skip links

Sarasvati Borobudur: Hotel Rasa Kolonial di Tepi Borobudur

Berbentuk rumah gedongan, hotel ini tampil kontras dari banyak tetangganya yang berbentuk joglo atau limasan.

Ini hotel senior di Magelang. Tampilannya pun renta. Tapi usianya tak begitu jelas.  

Jika merujuk aktanya, Sarasvati lahir pada 2006. Pemiliknya beralamat di Kebayoran Lama, Jakarta. Dalam profilnya ditulis, perusahaan ini bernaung di grup yang juga memiliki dua hotel mewah di Bali—Anantara Uluwatu dan The Westin Ubud.

Namun begitu, situs-situs reservasi hotel menyebut Sarasvati lahir pada 1999, walau bisa jadi lebih tua dari itu. Pemilik rumah di seberang hotel mengklaim hotel ini beroperasi sejak era Orde Baru. Dia masih ingat, Sarasvati pernah kejatuhan pesawat latihan TNI AU. 

Info lain lagi disampaikan seorang pensiunan Balai Konservasi Borobudur. Katanya, Sarasvati adalah hotel pertama di sekitar Borobudur. Dulu, tamu-tamu VIP seperti pejabat dan peneliti biasanya menginap di sini. 

Sarasvati Borobudur
Area kolam renang di bagian belakang hotel. (Foto: Melek Huruf)

Terlepas dari simpang siur riwayatnya, Sarasvati menerbangkan fantasi kita ke zaman penjajahan. Bentuknya rumah gedongan kolonial. Di jantungnya ada plaza dengan air mancur. Selasar kamar-kamarnya dinaungi vault (lengkungan di antara pilar), ornamen khas bangunan Eropa. 

Mungkin itu pula sebabnya, Sarasvati terlihat menonjol. Di Magelang, ia tampil kontras dari banyak hotel tetangganya yang berbentuk joglo atau limasan. Wujudnya lebih mengingatkan pada hotel-hotel legendaris di Jawa, umpamanya Phoenix Yogyakarta atau Majapahit Surabaya. 

Jadi, seberapa sepuh Sarasvati sebenarnya? Entahlah. Pastinya hotel ini bukan peninggalan zaman Belanda. Hanya tampilannya saja seperti itu.

Hampir tiap kali ke Magelang, saya melewati hotel ini. Bukan hanya saya, tapi juga mayoritas pengunjung Borobudur. Maklum, Sarasvati terpisah hanya 100 meter dari gerbang candi. Lokasi strategis ini pula yang membuatnya laris. 

Sarasvati Borobudur
Area lobi dengan tangga dramatis. (Foto: Melek Huruf)

Juni 2021, saya dapat kesempatan menginap di sini. Itu momen yang suram. Virus Covid-19 masih menjalar ganas. Alhasil, pengunjung Borobudur sangat minim. Bahkan, stupa-stupa utama candi masih ditutup. Turis hanya bisa jalan-jalan di sekitarnya. 

Tapi ada untungnya datang saat pandemi. Tarif hotel lebih bersahabat, walau standar layanannya terpaksa dimodifikasi, demi menyesuaikan prokes atau seretnya pendapatan. Menu sarapan, misalnya, dikurangi. Agak mengecewakan sebenarnya. Sarapan adalah salah satu tolok ukur kualitas hotel.

Memasuki hotel ini, saya awalnya disambut lobi yang megah. Atapnya ditopang tiang-tiang kayu besar. Lantainya marmer. Cahaya masuk lewat jendela-jendela kaca yang menjulang tinggi. Di malam hari, lobi ini diterangi kandil-kandil kristal. Auranya glamor.

Sarasvati Borobudur
Lorong menuju kamar. Kanan: Deretan pohon kelapa yang memberi nuansa tropis. (Foto: Melek Huruf)

Kamar-kamar disebar di balik lobi itu. Total ada 18 unit. Ditata memanjang di bangunan dua lantai. Kamar-kamar di lantai dasar dilengkapi teras. Kamar-kamar di lantai dua dilengkapi balkon yang dipagari besi melengkung. Kesan rumah kolonial kembali terasa. 

Saya menginap di kamar Standard, tipe termurah. Pintunya menjulang tiga meter. Plafonnya tinggi sekali, membuat interior terasa lega, padahal luasnya cuma 24 meter persegi. Sarasvati agaknya lahir di masa ketika hotel mengandalkan sirkulasi natural. 

Saya sempat mengintip kamar tipe lain. Kamar termewah, Super Royal, cukup menampung empat orang. Kategori di bawahnya, Junior Suite, dilengkapi living room dan satu kloset tambahan.  

Berjalan-jalan ke belakang hotel, terhampar kolam renang yang dinaungi nyiur. Di sampingnya, ada gazebo kayu untuk pijat. Di luar itu, tak ada fasilitas lain di sini, kecuali mungkin area rooftop. Dulu, kata staf hotel, tempat ini digemari turis asing untuk kongko sambil minum-minum. Tapi tak ada turis hari ini.

Panduan Berkunjung

Alamat: Jl. Balaputradewa No.10, Kecamatan Borobudur, Magelang. Google Maps

Telepon: 0293/788-843

Website: sarasvatiborobudur.com 

Highlights:

  • Arsitektur bergaya kolonial—langka di kawasan Borobudur. 
  • Jarak hanya sekitar 100 meter dari pintu masuk Borobudur.  

Tips: 

  • Dinding hotel kurang kedap suara, jadi siapkan earplug jika telinga kelewat peka.
  • Di rumah seberang hotel tersedia penyewaan sepeda dengan harga bersahabat.

Leave a comment

This website uses cookies to improve your web experience.